1. PENGERTIAN ETIKA
> Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno.
Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta
etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang
rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Jadi, secara
etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
2. Etika yang kita lakukan sehari-hari
Etika
yang kita lakukan sehari-hari dalam pengertian dasarnya adalah dari pengembangan
dan pengaplikasian etika itu sendiri dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam
kehidupan sehari-hari banyak dijumpai norma-norma yang didalamnya dapat
dijadikan aturan yang mencakup etika.
Contoh:
*
Etika dalam bertemu: pastinya sikap hati anda terhadap orang pasti akan
mengucapkan salam. Dan salam tiap agama berbeda-beda menurut norma atau doktrin
di dalamnya seperti
-
Assalamualaikum (islam)
-
mencium kedua tangan orang tua ketika ingin berpergian
*
Etika dalam berbicara, makan, duduk, berpakaian. Dalam etika ini
khususnya banyak berbeda tergantung dari masing-masing negara, adat istiadat
dan lain-lainnya.
Etika dalam berbisnis
Secara sederhana yang dimaksud dengan
etika bisnis adalah cara-carauntuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yangberkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil
(fairness), sesuai dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantungpada
kedudukani individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Contoh:
* Terdapat beberapa factor yang menjadikan produk
indomie dilarang dipasarkan dinegara Taiwan. Beberapa faktor diantaranya adalah
harga yang di tawarkan, bahan dasar atau zat pengawet yang digunakan dan aturan
standarisasi. Jika dari harga, harga yang ditawarkan indomie lebih murah
dibanding dengan makanan sejenis dengan kualitas yang sama, serta zat pengawet
atau bahan pengawet yang digunakan indomie dikatakan berbahaya karena telah
melebihi standar pemakaian di Taiwan,namun menurut Ketua BPOM Kustantinah kadar
kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk
dikonsumsi. Sedangkan aturan Negara masing-masing yang memiliki pandangan
berbeda, indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision,
produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang
regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan
anggota Codec.
Jadi
jelas etika dalam berbisnis sangat perlu diperhatikan sehingga masalah yang
sekiranya akan terjadi dapat di selesaikan dengan baik tanpa harus ada salah
satu pihak yang dirugikan.
*
Etika perusahaan: Harus ada transparansi, akuntabilitas, independen
3.
Etika Teleologi
Teleologi
berasal dari akar kata Yunani telos,
yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan logos, perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan
segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Istilah
teleologi dikemukakan oleh Christian Wolff, seorang filsuf Jerman abad ke-18. Teleologi merupakan sebuah
studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan,
akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai
dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum, teleologi merupakan sebuah
studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun
dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran filosofis-religius
tentang eksistensi tujuan dan “kebijaksanaan” objektif di luar manusia.
Dalam
dunia etika, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik
buruknya suatu tindakan dilakukan , Teleologi mengerti benar mana yang
benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir.Yang lebih
penting adalah tujuan dan akibat.Betapapun salahnya sebuah tindakan menurut
hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai
baik.Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya menghalalkan segala cara.
Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan tindakan yang benar
menurut hukum.Perbincangan “baik” dan “jahat” harus diimbangi dengan “benar”
dan “salah”. Lebih mendalam lagi, ajaran teleologis ini dapat menciptakan
hedonisme, ketika “yang baik” itu dipersempit menjadi “yang baik bagi diri
sendiri.
- Egoisme Etis
Inti
pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
Contoh : (mungkin masih ada) para petinggi politik yang saling
berebut kursi “kekuasaan” dengan melakukan berbagai cara yang bertujuan bahwa
dia harus mendapatkannya.
- Utilitarianisme
berasal
dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut
teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu
harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan.
Contoh : melakukan kerja bakti yang di adakan di lingkungan
sekitar, sebagai upaya untuk kebersihan lingkungan dan membuat tempat tersebut
juga jadi nyaman dan sehat untuk masyarakatnya.
b.Deontologi
Istilah
deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti
kewajiban.
Yang
menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.
Pendekatan
deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang merupakan juga salah
satu teori etika yang terpenting.
Contoh
: kewajiban seseorang yang memiliki
dan mempecayai agamanya, maka orang tersebut harus beribadah, menjalankan
perintah dan menjauhi laranganNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar